Limbah bambu dapat diubah menjadi asap cair melalui proses pirolisis. Asap cair ini mengandung senyawa fenolik yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, sehingga dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam sabun antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisika kimia dan efektivitas sabun cuka bambu dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Tahap penelitian yang dilakukan adalah pembuatan dan pemurnian cuka bambu, analisis komponen cuka bambu, penentuan formula sabun cuka bambu, pembuatan sabun, karakterisasi sifat fisika kimia sabun, dan uji efektivitas sabun terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Sebanyak 21 kg bambu petung kering menghasilkan 140 mL cuka bambu. Setelah didestilasi didapatkan cuka bambu murni sebanyak 25 mL yang dibuat konsentrasi 0, 20, 40, 60, 80, dan 100%. Analisis GC-MS menunjukkan 6,06% senyawa 2-metoksi fenol terkandung dalam cuka bambu. Rata-rata uji sifat fisika viskositas dan bobot jenis sabun cuka bambu dari enam sampel adalah 0,020697 poise dan 1,041167 gram. Sedangkan rata-rata uji kimia pH dan kadar alkali bebas sabun cuka bambu dari enam sampel adalah 10,92 dan 0,0083%. Berdasarkan uji karakterisasi sifat fisika kimia sabun cuka bambu, bobot jenis, pH dan kadar alkali bebas telah memenuhi SNI 06-4085-1996. Uji viskositas sabun belum memenuhi SNI 06-4085-1996 karena masih terlalu kental. Uji efektivitas bakteri menunjukkan sabun cuka bambu mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.